08 Desember 2025
News
BANJIR PIDIE JAYA

Duka Pidie Jaya: Puluhan Korban Banjir Ditemukan Meninggal, Tim SAR Menembus Lumpur Evakuasi

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID -Jumlah korban banjir di Kabupaten Pidie Jaya diperkirakan terus bertambah dan kini ditaksir mencapai puluhan jiwa. Informasi ini disampaikan oleh tenaga medis yang bertugas di lapangan, yang sejak pagi melakukan pendataan dan evakuasi korban dari berbagai titik terisolir. Dari SD IT Pante Geulima, Meureudu, tiga korban berhasil dievakuasi, sementara di Kecamatan Meurah Dua empat korban meninggal lainnya ditemukan. Kondisi serupa juga terjadi di Bandar Dua dan Blang Awe, sementara warga yang selamat terus menunggu bantuan di tengah situasi banjir yang belum surut.

Sejumlah korban ditemukan dalam kondisi sulit, tertimbun lumpur atau terseret arus deras. Di Gampong Pohroh dan Gampong Blang Dalam, masing-masing satu korban dilaporkan telah meninggal dunia. Medan berat menjadi tantangan utama tim penyelamat, sehingga beberapa jenazah baru berhasil diangkat pagi ini setelah relawan memaksa masuk menembus lumpur setebal pinggang. “Medan sangat sulit, tapi kita tetap masuk,” kata Muhib salah seorang relawan yang menangani proses evakuasi.

Dari kompleks SD IT Pante Geulima, jenazah Bahlia (52) menjadi salah satu yang ditemukan lebih awal namun baru bisa dievakuasi pada pagi hari karena derasnya arus dan tebalnya lumpur. “Alhamdulillah pagi ini kita berhasil evakuasi tiga orang setelah semalaman mencoba,” ujar Muhib, relawan SAR Pidie Jaya. Di lokasi lain, Jangka Buaya juga mulai dapat dijangkau dan korban yang ditemukan langsung dievakuasi begitu tim tiba di lokasi yang sudah tiga hari terisolir.

Sementara itu, muncul laporan baru dari lima santri Dayah Mudi Mesra Samalanga yang keluar dari dayah dan terjebak banjir saat melintasi kawasan Pidie Jaya. Mereka adalah Multazam (23) asal Krueng Geukueh, Firman Syah (20) asal Keumuneng Peureulak, M. Sidik (23) asal Meunasah Alue Pijay, M. Rifki (17) asal Muko Meugit Jangka Buya, dan M. Rais (19) asal Gampong Tengoh, Langsa. Dari lima santri tersebut, tiga dilaporkan hanyut, sementara dua lainnya berhasil diselamatkan oleh rekannya. Sementara M. Rais ditemukan dalam keadaan meninggal dunia dan telah dievakuasi ke lokasi aman.

Di kompleks Pesantren SD IT Pante Geulima, sekitar 80 warga masih terisolir. Tim SAR semalam hanya mampu mengirimkan logistik darurat karena kondisi gelap dan arus deras, sementara proses evakuasi baru dapat dimulai pagi ini. Di Pesantren Darul Aitam Meureudu, sebanyak 100 warga juga bertahan tanpa logistik selama tiga hari. Bantuan berupa roti, makanan instan, dan obat-obatan akhirnya berhasil dibawa masuk setelah tim SAR menembus banjir pada Jumat dini hari. Bantuan tersebut dibeli dari dana pribadi Bupati Pidie Jaya, Sibral Malasyi, setelah menerima laporan darurat dari tim SAR di HW Kupi tadi malam menjelang subuh.

Di balik upaya penyelamatan, tim di lapangan juga menghadapi persoalan berat kendala pemakaman. Banyak kampung asal para korban terendam penuh sehingga tidak dapat digunakan sebagai lokasi pemakaman. Sejumlah jenazah kini ditampung sementara di RSUD Pidie Jaya untuk proses fardhu kifayah. Melihat situasi yang semakin darurat, sejumlah relawan mendorong agar Pemkab Pidie Jaya mempertimbangkan penyediaan kuburan massal sementara guna mempercepat pemulasaran dan penghormatan kepada korban.

Meski duka terus bertambah, semangat kemanusiaan tak pernah padam di tengah banjir besar ini. Relawan, tenaga medis, tim SAR, Basarnas, hingga pemerintah daerah bergerak siang malam menembus arus deras dan lumpur yang tak bersahabat. Setiap jenazah yang ditemukan, setiap warga yang dapat diselamatkan, menjadi bukti bahwa di tengah bencana paling kelam sekalipun, harapan selalu lahir dari mereka yang tidak berhenti menolong. (**)