08 Desember 2025
Daerah
BANJIR PIDIE JAYA

Di Tengah Duka Banjir, Bantuan Logistik Tak Boleh Tersesat di Jalur Distribusi

Foto : Dok. Liputan Gampong News | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDBantuan logistik terus mengalir ke Pidie Jaya, Aceh, dari berbagai pihak. Ironisnya, masih terdapat korban banjir yang mengaku kelaparan dan kedinginan. Warga menilai distribusi bantuan hingga ke tingkat gampong belum berjalan maksimal, sehingga banyak pengungsi belum tersentuh pasokan makanan yang layak, Minggu (7/12).

Sejumlah korban yang ditemui awak media mengaku belum menerima bantuan cukup untuk bertahan di pengungsian. Mereka berharap pemerintah dan lembaga kemanusiaan dapat memastikan distribusi logistik menjangkau seluruh korban, terutama di daerah terpencil yang terdampak parah.

“Ke tempat kami sudah pernah sampai bantuan, tapi sudah habis. Jumlah pengungsi lebih dari seratus orang. Sekarang kami bertahan dengan seadanya. Air minum pun kami hemat-hemat karena stok sudah hampir habis,” kata Nazaruddin, salah satu pengungsi di Kecamatan Meurah Dua.

Dari laporan relawan, Fadli, muncul dugaan bahwa salah satu oknum keuchik di Kecamatan Meurah Dua tidak membagikan bantuan langsung kepada warga, melainkan menyimpannya di rumah. Bantuan berupa beras, mie instan, dan air mineral itu diduga tidak disalurkan sesuai kebutuhan masyarakat.

“Beberapa warga di lokasi banjir mengaku hanya menerima sedikit bantuan, bahkan sebagian sama sekali tidak mendapatkan jatah makan. Kondisi ini membuat banyak pengungsi, termasuk anak-anak dan lansia, terancam kelaparan,” ujarnya.

Sementara itu di Kecamatan Ulim, seorang warga bernama Saifuddin menuturkan bahwa bantuan hanya sampai di dapur posko gampong. Itupun hanya berupa nasi putih dan mi instan sederhana yang bisa dimasak untuk para pengungsi.

“Warga sekarang serba salah. Mau pulang ke rumah tidak ada lagi bahan baku dan tempat memasak, karena beras sudah terendam banjir dan peralatan dapur banyak yang hanyut,” katanya.

Ia menambahkan, keuchik setempat bahkan sudah menggunakan uang pribadi selama tiga hari terakhir untuk membeli sembako agar dapur umum tetap hidup. “Pak keuchik sudah tidak berdaya lagi. Dia pakai uang pribadi supaya warga tetap bisa makan,” ujar Saifuddin.

Dari data yang dihimpun media ini, sejumlah posko pengungsian di Pidie Jaya masih minim penyaluran bantuan. Di Kecamatan Panteraja, bantuan belum merata ke Posko Desa Lhok Puuk, Posko Desa Muka Blang, dan Posko Desa Hagu. Kondisi serupa terjadi di Kecamatan Bandar Dua, meliputi Posko Blang Kuta, Blang Dalam, Seunong, dan Pohroh. Sementara di Kecamatan Trienggadeng, Posko Deah Pangwa juga dilaporkan belum tersentuh bantuan memadai.

Minimnya penyaluran bantuan turut dirasakan di Kecamatan Jangka Buya, khususnya di Posko Gampong Cot dan Keude Jangka Buya. Situasi paling berat terjadi di Kecamatan Meurah Dua dengan sejumlah titik pengungsian, seperti Gampong Lhok Sandeng, Balai Kantor Dinas PU Pidie Jaya, Meunasah Sarah Mane, Posko Seunong, Gampong Teungoh, dan Gampong Geunteng yang dilaporkan masih kekurangan suplai logistik.

Di Kecamatan Ulim, beberapa posko seperti Tanjong Ulim, Ulim Tunong, dan Meunasah Kumbang juga belum menerima bantuan secara memadai, membuat para pengungsi harus bertahan dengan persediaan yang semakin menipis. (**)