17 April 2025
Daerah

Dari Mihrab ke Pemerintahan: Gaya Kepemimpinan Islami Bupati dan Wakil Bupati Pidie Jaya

Foto : Bupati Pidie Jaya, H Sibral Malasyi menjadi Imam shalat yang diikuti oleh Wakil Bupati Pidie Jaya, Hasan Basri dan jamaah lainnya | LIPUTAN GAMPONG NEWS

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDKepemimpinan yang sukses, harmonis, dan membawa kesejahteraan rakyat tidak hanya tercermin dari kebijakan dan pembangunan fisik. Namun, lebih dari itu, seorang pemimpin sejati harus mampu meneladani nilai-nilai luhur yang diajarkan dalam ajaran Islam. 

Di Kabupaten Pidie Jaya gaya kepemimpinan seperti ini diwujudkan dengan baik oleh pasangan pimpinan baru Bupati H. Sibral Malasyi dan Wakil Bupati Hasan Basri.
Mereka tidak hanya tampil sebagai pemimpin yang hadir di atas panggung birokrasi, tetapi juga sebagai sosok yang memimpin umat dalam kebaikan, sebagaimana yang dicontohkan dalam ibadah.

Suatu pemandangan yang menyentuh terjadi di Masjid Tgk Di Pucok Kreung, Beuracan, Kecamatan Meureudu. Di sana, Bupati H. Sibral Malasyi dengan khusyuk memimpin shalat berjamaah sebagai imam, sementara Wakil Bupati Hasan Basri berdiri di belakangnya sebagai makmum, bersama jamaah lainnya.

Memilih keberkatan tempat di Masjid Tgk Di Pucok Krueng Beuracan, yang merupakan titik awal penyebaran agama Islam di Pidie Jaya, yang lazim disebut, "Nanggroe Japakeh, Nanggroe Teuleubeh Keuneubah Ulama".

Melihat kedua pemimpin ini bersama dalam ibadah, terbangun sebuah kesan yang mendalam: kepemimpinan yang harmonis antara bupati dan wakil bupati.

Mereka tidak hanya berbicara tentang pentingnya kerjasama, tetapi juga menunjukkan bagaimana seharusnya sebuah tim pemerintahan bekerja dengan penuh kepercayaan dan sinergi.

Seperti halnya imam yang memimpin shalat dan makmum yang mengikutinya dengan penuh keyakinan, begitu pula dalam pemerintahan. Kepercayaan dan taat kepada aturan menjadi landasan utama keberhasilan mereka.

Dalam percakapan dengan liputangampongnews.id, Bupati Sibral Malasyi, yang akrab disapa Ayah Syi, mengungkapkan bahwa dirinya ingin menjadi pemimpin yang tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga menghidupkan nilai-nilai spiritual di tengah masyarakat.

"Keberkahan pemerintahan bermula dari keikhlasan dalam ibadah," ujar beliau, yang dikenal berasal dari lingkungan kehidupan Dayah di Kuta Krueng, Bandar Dua.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Bupati Hasan Basri. Ia menjelaskan bahwa konsep imam dan makmum dalam shalat adalah gambaran ideal dalam membangun sinergi dan loyalitas dalam kepemimpinan.

"Ketika imam bergerak, makmum mengikuti dengan penuh kepercayaan. Begitu pula dalam pemerintahan, saya siap menjadi 'Naib Imam' saat imam berhalangan. Terpenting adalah saling percaya dan taat kepada aturan," tuturnya.

Kehadiran Bupati dan Wakil Bupati ini di tengah masyarakat, dengan suasana khusyuk beribadah, menjadi bukti bahwa spiritualitas dan kepemimpinan dapat berjalan seiring. Ini adalah teladan yang patut diikuti, bahwa membangun daerah tidak hanya dengan program-program pembangunan, tetapi juga dengan doa, keteladanan akhlak, dan kebersamaan dalam menjalankan nilai-nilai kebaikan.

Sebuah kepemimpinan yang berbasis pada keimanan dan ketaqwaan, yang menjadi landasan keberhasilan bagi Pidie Jaya sebagaimana amanah dari para alim ulama di Pidie Jaya Wabil khusus pesan mendiang Abu H. Usman Ali Kuta Kreung. (TS)