18 Oktober 2024
Gampong

Butuh Modal, Pemuda Cot Aneuk Batee Rintis Usaha Toge

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID. Peluang Usaha Inspirasi Bisnis, Raih Kemakmuran di bulan Ramadhan dengan menyemai toge Setiap kilogram biji kacang hijau disemai menghasilkan 8 kilogram toge. 

Seorang pekerja sedang melakukan proses penyiraman biji kacang hijau di tempat budidaya toge miliknya di desa cot Aneuk Batee kecamatan peusangan siblah krung kabupaten Bireuen Sabtu 09/04/2022.

Mursalin (33) pemuda  Desa cot Aneuk Batee kepada media ini menjelaskan, awal nya dia bekerja di tempat orang selama 2 Tahun, kemudian pada tahun 2020  dengan modal 10 juta , dia memberanikan diri membuka usaha sendiri, di Desa kelahirannya walaupun digubuk reot. 

Alhamdulilah ucap Mursalin usahanya lancar walaupun belum pernah mendapatkan modal usaha dari Pemkab Bireuen. Namun dia sangat mengharapkan modal dari Dinas terkait yang ada di Kabupaten Bireuen untuk bisa berkembang, tuturnya

Harga toge juga relatif murah kata dia. Setiap kantong dengan berat seperempat kilogram, dijual dengan harga Rp5.000 di pasar

Karena besarnya permintaan toge di tengah masyarakat membuat Mursalin memberanikan diri memulai usaha. Pada tahun 2020 dengan modal sendiri ia memulai usaha.

Tak berjalan mulus hambatan pasar hingga persoalan pemilihan biji yang akan disemai menjadi kendala.

Gagal dijual hingga biji yang disemai tak tumbuh, dengan ketekunan mengenal jenis biji kacang hijau dan perlakuan khusus untuk masing-masing tipe kacang impor itu, perlahan toge yang disemai semakin baik.

"Untuk pemula, 1 kilogram kacang bisa jadi 5 kilogram toge. Sekarang bisa 7,5 - 8 kilogram," kata Mursalin ketika dijumpai di gubuk pembuatan toge, Sabtu (09//04/2022).

Toge yang dihasilkan ini kemudian dijual ke pengecer Rp5.000 per kilogram. Mursalin  menyebutkan saat ini importir menjual biji kacang hijau Rp18,700 per kilogram. 

Artinya setiap kilogram kacang ia dapat mengantongi penjualan Rp44.000. Dengan begitu, setelah dikurangi biaya-biaya, mursalin mengantongi margin 30 persen sampai 40 persen dalam setiap satu kilogram toge panen.

"Dalam usaha toge, tantangan utama adalah air bersih," kata dia.

Selain itu kacang impor jangan sampai terbeli yang kering oven. Pasti busuk" katanya. Mursalin menyebutkan, air yang dibutuhkan untuk usaha toge bersumber dari tanah dalam.

Air yang biasanya ditemukan 100 meter lebih di dalam tanah ini memiliki ciri yang bersih dengan tingkat keasaman (PH) stabil. "Saya sudah 9 kali menggali dan gagal. Sekarang baru ada 1 titik yang sesuai. Setiap meternya dulu Rp400.000, sekarang sekitar Rp500.000," katanya.

Usaha Mursalin perlahan membesar. Awalnya ia mengandalkan keuntungan usaha untuk meningkatkan bisnisnya. Setelah 2 tahun berusaha ia mampu memproduksi 1 kuintal kacang (100kg) setiap hari atau 750kg sampai 800kg sekali panen toge. 
 
Ia kemudian  membesarkan usaha. Bibit kacang hijau yang biasanya dibeli sesuai kapasitas produksi per 5 hari, ditingkatkan menjadi 8 ton. Jumlah ini setara untuk bahan baku satu bulan produksi. Pasalnya, produksi ditingkatkan menjadi 2 kuintal kacang per hari atau 1,5 ton sampai 1,6 toge per hari.

Peningkatan pembelian bahan baku guna memastikan biaya produksi tidak melonjak tiba-tiba. Dengan bahan baku diimpor maka nilai tukar Rupiah sangat sensitif dengan biaya produksi. Sementara itu, untuk memastikan produk terserap pedagang,

Kemudian dia mengembangkan konsep memiliki lapak kepedagang sayur yang ada di pasar di kabupaten bireuen maupun di kabupaten Aceh utara. Ia merekrut keluarganya atau orang dari kampung untuk bekerja di lapak dengan sistem bagi hasil.

"Sekarang ada 50 lapak di sejumlah pasar sekeliling Bireuen maupun di Aceh utara ," katanya.

Lebih lanjut, pria asal  Desa cot aneuk Batee ini menyebutkan dirinya mengembangkan usaha toge di pedalaman kabupaten Bireuen untuk meningkatkan perekonomian di Desa nya ,dengan ada nya usaha toge ini , dia bisa mempekerjakan warga setempat , pungkasnya. (Adi Saleum ) .

-->