21 November 2024
Daerah

Beasiswa Vokasi, Cara Efektif BMA Putuskan Mata Rantai Kemiskinan Melalui Jalur Pendidikan

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID – Membekali keterampilan memancing lebih baik dari pada memberikan ikan. Istilah itu cocok untuk konsep sebuah pemberdayaan masyarakat. Kalau yang diberikan ikan, maka setelah dikonsumsi ikan itu akan habis, sementara ketika dibekali cara dan ilmu, maka akan memperoleh sendiri ikannya secara terus menerus. 

Pada tahun 2021 lalu, Baitul Mal Aceh (BMA) merancang sebuah program bantuan beasiswa pendidikan vokasi bagi putra-putri dari keluarga miskin. Kehadiran program ini tak lain yaitu agar mereka nantinya memiliki pekerjaan dan mewujudkan mimpi mereka. Di samping itu juga membantu beban ekonomi keluarga dan memutus mata rantai kemiskinan dalam keluarganya.

Kegiatan yang bersumber dari dana zakat pada senif ibnu sabil ini juga mendukung program Pemerintah periode 2017-2022 tentang Aceh Carong. Pendidikan vokasi menjadi salah satu output yang ingin dicapai sebagai upaya mengurangi tingkat penganguran usia muda dengan memperkuat pendidikan vokasional terhadap para putra-putri Aceh. Harapannya, mereka memiliki pengetahuan dan keahlian aplikatif untuk bersaing di dunia kerja.

BMA memilih kampus-kampus yang memiliki visi misi yang sama, salah satunya International Tourism College (ITC) Aceh. Kampus ini mencetak lulusannya memiliki keterampilan kerja dan punya jaringan dengan berbagai lembaga yang akan menampung tenaga kerja, seperti hotel, bandara, dan perusahaan-perusahaan lainnya baik nasional maupun internasional.

BMA dan ITC kemudian menandatangani memorandum of understanding (MoU) pada 04 Maret 2021. Dari BMA waktu itu dihadiri langsung Ketua Badan, Prof. Dr. Nazaruddin A Wahid, M.A. Sementara dari ITC Aceh juga langsung dengan Direkturnya, Muhammad Nasir, S.Ked. 

Kemudian pada 02 September 2021, perjanjian MoU itu ditindaklanjuti dengan perjanjian kerjasama antara Kepala Sekretariat BMA, Rahmad Raden, S.Sos. dengan Muhammad Nasir, S.Ked. sebagai Direktur ITC Aceh dengan nomor 451.5/31/NPK-BPP/BMA/IX/2021 dan Nomor 11.0011/MoU/ITC-1.1/IX/2021 Tentang Pengelolaan Program Besiswa Vokasi BMA Tahun 2021.

Poin-poin dari perjanjian kerjasama ini, BMA membantu memberikan beasiswa kepada 15 orang siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan vokasi di ITC-Aceh. Program yang ditawarkan oleh ITC-Aceh berupa fasilitas  kuliah selama enam bulan di kampus ITC - Aceh, diikuti oleh  on the job training (OJT) atau magang selama enam bulan di berbagai industri perhotelan, di dalam maupun luar provinsi Aceh. 

Anggota Badan BMA, Mukhlis Sya’ya menyebutkan bahwa kegiatan pemberdayaan sumber daya insani melalui pendidikan yang berbasis vokasi ini saat itu sifatnya sebagai pilot project. Jadi, BMA benar-benar selektif memilih mitra kerja. Setelah ITC Aceh terpilih sebagai mitra kerja, BMA terus melakukan monitoring dan meminta pihak mitra juga melaporkan perkembangan ke-15 siswa-siswi secara reguler.

“Dari hasil evaluasi yang dilakukan oleh tim monitoring dan evaluasi BMA pada Agustus 2023 lalu, 14 dari 15 siswa atau 93 persen sudah bekerja di berbagai tempat usaha terutama hotel di Aceh dan luar Aceh dengan posisi dan gaji yang bervariasi. Hal ini sesuai dengan rencana awal BMA dalam mendesain program ini untuk bisa membantu mustahik memperoleh masa kuliah singkat tetapi dapat kerja lebih cepat,” ungkap Mukhlis.

Karena dianggap program ini memberikan hasil yang signifikan berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, pada tahun 2023, BMA menganggarkan kembali program ini. BMA akan melanjutkan program yang memberikan langsung dampak kepada masyarakat.

Sementara itu, Direktur ITC-Aceh, Muhammad Nasir, S.Ked sebagai pihak yang dipercayakan melaksanakan kegiatan tersebut menyatakan sangat senang bisa menjadi bagian dari tugas mulia ini. Pihaknya menyebutkan bahwa memastikan lulusan yang berkualitas dan siap terjun ke dunia kerja adalah sudah menjadi consern lembaga vokasi ini.

“Apalagi sumber dana untuk beasiswa ini berasal dari uang zakat, ini lebih memotivasi kami untuk berkerja ektra keras saat itu untuk tidak mengecewakan BMA dan para muzaki yang sudah berzakat ke BMA,” kata M Nasir.

Hampir semua siswa-siswa yang dititipkan BMA ke ITC Aceh begitu lulus dari on job training sudah berkerja semua. Bahkan banyak dari mereka pada saat sedang kuliah saja sudah dikontrak kerja sebagai casual/daily worker di beberapa hotel dan restoran di Banda Aceh. Melihat hasil positif ini, ia berharap mudah-mudahan BMA masih mempercayakan mereka sebagai mitra kerja pendidikan vokasi.

“Dengan semakin gencarnya pemerintah mempromosikan wisata di Aceh sehingga otomatis  pertumbuhan industri hospitality seperti perhotelan juga akan semakin berkembang pesat di Aceh. Melihat prospek dan kesempatan itu sudah selayaknya pemerintah dan lembaga terkait untuk lebih fokus pada program vokasi sepert ini,” ungkapnya.

Berdasarkan hasil program pilot project ini, dapat dikatakan peningkatan kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia melalui pendidikan vokasi dari sumber dana zakat produktif yang dikelola BMA telah menjadi salah satu praktek terbaik untuk memutuskan mata rantai kemiskinan di Aceh.  (**)