Alumni IPB Bogor, Hendra Saputra Sang Inovator Mesin Press Jerami Portabel
Liputangampongnews.id – Hendra Saputra seorang Alumnus S1 Teknologi Produksi Ternak, Departemen Peternakan, juga menyelesaikan S2 Magister Manajemen Agribisnis (MMA) Institut Pertanian Bogor (IPB). Dalam kesehariannya, Hendra merupakan salah sat ASN Dinas Peternakan Aceh yang menjabat Kasi Pakan Hijauan dan Olahan.
“Selama ini pasca panen padi, jerami yang menumpuk memang menjadi permasalahan sendiri. Jerami dalam jumlah kecil (terbatas) memang ada juga yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak, media tanam jamur termasuk dijadikan sumber energi terbarukan (briket). Namun jika jumlahnya sudah banyak, petani kita mencari jalan pintas yaitu, dengan membakarnya. beberkan Alumnus Doktor (S3) Pertanian Universitas Andalas ini.
Padahal jika jerami padi dibakar, ini memberikan dampak yang serius terhadap lingkungan, terutama polusi udara yang ditimbulkan. Selain itu juga dapat merusak mikroorganisme tanah dan mendegradasi kandungan unsur hara tanah itu sendiri,” Papar DR. Hendra sudah berkesempatan ke Nakhon Rachasima, Thailand.
Atas dasar ini, DR. Hendra Saputra, mulai memutar otak agar limbah pertanian khususnya jerami padi bisa dimamfaatkan secara maksimal dan tidak menjadi sumber pencemaran lingkungan. pria kelahiran Gue Gajah Aceh Besar, 6 Desember 1980, terus berfikir bagaimana caranya mengubah limbah menjadi rupiah. Dari bahan tidak bernilai memiliki nilai tambah (value added). "Ini (permasalahan jerami) menjadi perhatian khusus sehingga perlu diberikan solusi," cerutunya.
Selama berada di Thailand, dirinya belajar bagaimana mengubah limbah dengan memanfaatan teknologi sederhana. Menurutnya, dengan teknologi semua menjadi mudah dan berguna. Niatnya pun muncul untuk merakit teknologi yang murah serta ramah lingkungan. "Beranjak dari hal tersebut, maka saya membuat mesin press jerami portable," papar Pria yang memiliki hobbi Sepak Bola ini.
Inovasi mesin press jerami portabel ini berawal dari ide memaksimalkan pemanfaatan jerami padi yang berlimpah dimasa musim panen padi. Menurut DR. Hendra, "jerami masih memiliki nilai bila dipandang sebagai salah satu bahan baku yang dapat diolah kembali. Tentunya dengan intervensi teknologi yang tepat".
Dalam pemanfaatannya, jerami dapat digunakan sebagai pakan alternatif untuk ternak sapi, media tanam jamur, sumber energi terbarukan (dalam bentuk breket) dan bahkan bahan baku pembuatan kertas.
Mesin press jerami ini menjadi smart alternatif untuk pemanfaatan jerami itu sendiri. Sifatnya yang portabel, memudahkan mobilisasi mesin ini kepersawahan, sehingga menghemat waktu, dan biaya transportasi
Hasil dari pengepresan yang berdimensi 35x40x70 cm memudahkan untuk diangkut dan juga memaksimalkan ruang penyimpanan. Kapasitas mesin press jerami ini mampu membentuk 60 kotak (square) per jam dengan berat 10-15 kg.
Hendra yang menamatkan pendidikan S1 (D36) dan S2 di IPB mengatakan, Proses rancang bangunnya menghabiskan waktu lebih dari delapan bulan, untuk memastikan efektivitas dan efisiensi dari segi biaya, kegunaan, maupun teknologi yang diterapkan. Sedangkan pabrikasi hanya membutuhkan waktu sekitar tiga bulan. Secara keseluruhan, dalam pengerjaan mesin press jerami ini memakan waktu hampir satu tahun.” akuinya sembari berkata dalam penyelesaian mesin ini, tak luput dari bantuan stafnya drh. Nurwahidi yang juga pendiri Aceh Farm School.
"Harapannya, dengan hadirnya mesin press jerami ini, petani tidak lagi membakar jerami, namun mengolahnya sehingga dapat menjadi sumber pendapatan baru bagi petani itu sendiri" beber pria yang lahir di Aceh Besar 40 tahun silam.
Keinginan besar DR. Hendra untuk segera dapat mengimplementasikan mesin ini ditengah-tengah masyarakat. Tentunya dibutuhkan dukungan dari seluruh stakeholder terkait. Alhamdulillah, setelah mendapat Juara I tingkat Provinsi Aceh, selanjutnya akan mewakili Aceh untuk lomba inovasi Teknologi Tepat Guna (TTG) Tingkat Nasional di Bandung, Jawa Barat yang direncanakan pada bulan Oktober tahun 2021 ini.
Dia mengharapkan dari temuan alat teknologi tepat guna ini merupakan bentuk sumbangsihnya untuk daerah. Sehingga dapat membantu dalam peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani di Aceh khususnya dan Indonesia secara umum. "Alat ini dapat diimplementasikan di lapangan karena sangat efektif dan efisien," ujarnya promosi seraya mengakui akan mengurus HAKI dan Paten nya. "Untuk itu perlu adanya dukungan dari pemerintah. akhiri Dr. Hendra berharap. (***)