LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Solidaritas  Pemuda Mahasiswa Nanggroe Aceh (SPMNA) menyerukan keadilan dan tindakan tegas terkait kasus pembegalan beasiswa 2017 yang belum diusut tuntas hingga kini, Sabtu (25/5). 

Dalam konferensi pers yang digelar, korlap Solidaritas Pemuda Mahasiswa Nanggroe Aceh, Rahmat Putra, menegaskan bahwa pendidikan merupakan indikator utama kemajuan bangsa, dan beasiswa menjadi instrumen penting untuk memastikan akses pendidikan bagi semua kalangan. Namun, ketidaktransparan dan kasus dugaan penyalahgunaan beasiswa telah menodai esensi bantuan pendidikan bagi para pelajar berpenghasilan rendah.

Perhatian khusus ditujukan kepada oknum Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) yang diduga terlibat dalam kasus tersebut. Nama Iskandar Usman Al Farlaki muncul dalam persidangan kasus korupsi beasiswa Aceh 2017 di Pengadilan Tikor Banda Aceh. 

Dalam upaya memastikan keadilan, aliansi SPMNA memberikan dukungan penuh kepada lembaga penegak hukum, termasuk kepolisian dan kejaksaan, untuk mengusut tuntas keterlibatan oknum DPRA dalam kasus pembegalan beasiswa.

Rahmat Putra menegaskan bahwa DPRA, sebagai perwakilan rakyat yang dipilih langsung oleh masyarakat, seharusnya bertanggung jawab atas kepentingan dan aspirasi masyarakat. Namun, keterlibatan anggota DPRA dalam kasus yang merugikan masyarakat menjadi sorotan serius. Melalui konferensi pers tersebut, SPMNA menyatakan komitmennya untuk melakukan aksi protes di depan kantor Kejaksaan Tinggi Aceh apabila tuntutan mereka untuk mengusut tuntas kasus pembegalan beasiswa tidak diindahkan.

Dalam konteks ini, SPMNA juga menyoroti peran penting lembaga penegak hukum, yaitu kepolisian dan kejaksaan, sebagai garda terdepan dalam menegakkan keadilan. Permintaan serius diajukan kepada kedua lembaga tersebut untuk segera menangkap dan memberikan sanksi kepada pelaku pembegalan beasiswa 2017. Aliansi mahasiswa Aceh menekankan bahwa penyelesaian tuntas kasus ini menjadi cerminan integritas dan keadilan hukum di negara ini. (R)