Liputangampongnews.id - Ratusan warga Gampong Blang Samagadeng menemui Salamuddin Camat Pandran. Kedatangan sejumlah warga ke Kantor Camat tersebut guna untuk megikuti proses mediasi antara Keuchik dan sejumlah pemuda gampong terkait Kasus pengrusakan dan pelemparan Kantor Keuchik Blang Samagadeng, Senin (20/12).

Amatan media ini dilokasi, ratusan warga gampong blang samagadeng yang terdiri dari pemuda emak-emak, tokoh masyarakat dan sejumlah warga setempat.

Kedatangan sejumlah warga untuk mendengarkan langsung pernyataan Keuchik Blang Samagadeng terkait proses mediasi tersebut.

Salah seorang tokoh masyarat Gampong Blang Samagadeng kepada pewarta media ini menuturkan, kedatangan kami ingin mendengar langsung ucapan pak keuchik M. Nuryadi selaku Pimpinan Gampong.

Kami ingin mendengar langsung pernyataan Keuchik dihadapan Muspika, tanpa mendengar lagi isu isu yang tak jelas dari pihak mana pun demi ketentraman di gampong, kata dia. Selain itu pihaknya juga ingin mendengarkan penjelasan 6 anak kami yang di tahan di Polres Bireuen terkait perkara pelemparan dan pengrusakan kantor keuchik.

Sementara itu, Camat Pandrah Salamuddin didampingi Kapolsek Pandrah dan Muspika Pandrah mengatakan, pihaknya akan berusaha semampunya untuk melakukan upaya mediasi ke dua belah pihak antara perangkat gampong dengan warga setempat.

"Sampai dengan saat ini belum menemui titik terang, upaya mediasi masih buntu," kata Camat Salamuddin.

Lebih lanjut, Camat Pandrah dalam beberapa hari ini akan memangil Geuchik dan Perangkat Gampong untuk bahas masalah ini sekaligus mediasi ke dua pihak yang akan di wakilkan masing masing 3 orang dari perangkat gampong, Keuhcik, Tuha4 dan Ketua Pemuda, ujarnya.

Sendangkan dari warga Gampong Blang Samagadeng nanti akan diwakilkan oleh tiga oran tokoh masyarakat yakni ayah dari 6 pemuda yang di tahan di kantor polres bireuen.

Disinggung terkait ketidakhadiran Keuchik Gampong Blang Samagadeng di Kantor Camat hari ini, Camat mengatakan Keuchik M. Nuryadi sedang dirawawat di salah satu Rumah Sakit di Banda Aceh, pungkasnya. (Adi Saleum)