Pembangunan Bukan Sekadar Proyek Semata, Menanti Dampak Nyata bagi Masyarakat Pidie Jaya
Foto : Dok. Google Images | LIPUTAN GAMPONG NEWS
OPINI - Menjelang Pilkada Pidie Jaya tahun 2024, isu pembangunan selalu menarik dibahas. Kalimat “Pembangunan Bukan Sekadar Proyek Semata” seolah menjadi kritik keras terhadap cara pengelolaan anggaran yang selama ini dirasa belum optimal. Selama ini, kata "PEMBANGUNAN" kadang terasa kosong karena hanya menyentuh permukaan, melahirkan proyek-proyek besar tanpa dampak nyata yang langsung dirasakan masyarakat.
Faktanya, banyak proyek yang selesai dibangun namun tak pernah benar-benar menyentuh kehidupan rakyat. Jalan mulus di pusat kota mungkin ada, tapi bagaimana dengan akses jalan di gampong - gampong terpencil yang kondisinya rusak parah? Sekolah-sekolah dan fasilitas kesehatan di kota Kabupaten mungkin nyaman, tapi bagaimana dengan nasib bangunan sekolah reyot di pelosok gampong? Di sinilah pangkal permasalahannya: anggaran besar bukan jaminan bagi kualitas hidup rakyat jika hanya dikelola sebagai proyek semata.
Setiap rupiah dalam APBK seharusnya berarti dan bermakna untuk rakyat, bukan sekadar angka dalam laporan keuangan. Tapi yang sering kita saksikan adalah proyek yang rampung tanpa rencana jangka panjang atau pemeliharaan. Hasilnya, bangunan-bangunan itu sering kali hanya menjadi “proyek sukses” dalam laporan pemerintah, namun tak lagi berguna lima tahun kemudian. Ironisnya, rakyat hanya menjadi penonton proyek tanpa pernah merasakan manfaatnya secara langsung.
Pilkada ini, para kandidat di Pidie Jaya dituntut lebih berani dalam menjawab realita pahit pembangunan daerah. Mereka harus mampu memecahkan masalah-masalah nyata dengan solusi nyata, bukan sekadar pidato penuh janji yang hilang saat masa jabatan berakhir. Harapan masyarakat adalah agar pemimpin baru tidak hanya datang dengan retorika, tapi dengan keberanian untuk melakukan perubahan yang konkret dan berkelanjutan.
Di balik ini semua, transparansi menjadi kata kunci yang tak bisa diabaikan. Rakyat tidak hanya butuh proyek, namun mereka juga perlu tahu ke mana uang mereka mengalir dan siapa yang diuntungkan dari anggaran tersebut. Pemimpin yang transparan tidak akan merasa perlu menutup-nutupi anggaran, karena mereka sadar bahwa kepercayaan rakyat jauh lebih mahal daripada keuntungan proyek jangka pendek.
Lebih dari itu, para calon kepala daerah harus memahami bahwa pembangunan bukan hanya soal infrastruktur fisik, melainkan juga soal membangun ekonomi masyarakat. Pembangunan yang berhasil bukan hanya tampak dari megahnya proyek, melainkan dari meningkatnya kesejahteraan rakyat. Masyarakat butuh jalan, fasilitas pendidikan, dan layanan kesehatan yang layak, tetapi mereka juga butuh pekerjaan dan kesempatan berusaha untuk menopang ekonomi mereka sendiri.
Dalam Pilkada kali ini, rakyat ingin memastikan bahwa anggaran yang digunakan benar-benar memberikan manfaat nyata, bukan hanya mengisi kantong elit dan kelompok tertentu. Mereka berharap pemimpin yang baru adalah sosok yang berani memutus mata rantai kepentingan yang selama ini membelenggu pembangunan Pidie Jaya. Jika ada pemimpin yang berani memprioritaskan kesejahteraan rakyat di atas kepentingan kelompok, maka itulah pemimpin sejati yang layak mendapatkan kepercayaan mereka.
Singkatnya, Pilkada 2024 ini adalah peluang besar bagi Pidie Jaya untuk bangkit dari jerat pembangunan yang hanya sekadar proyek tanpa makna. Masyarakat sudah lelah dengan janji-janji yang berakhir tanpa bukti. Mereka mendambakan pemimpin yang mampu menerjemahkan setiap rupiah menjadi kesejahteraan, bukan sekadar pembangunan yang hanya indah dalam laporan. Inilah momen penting bagi calon pemimpin untuk menunjukkan apakah mereka benar-benar berjuang untuk rakyat atau hanya sibuk mempercantik citra menjelang pemilihan.
Oleh : Teuku Saifullah
Warga Pidie Jaya - Aceh