05 Desember 2024
Nasional

KIP Pidie Jaya Resmi Dilaporkan ke DKPP, Panwaslih Segera Menyusul

LIPUTANGAMPONGNEWS.IDKomisi Independen Pemilihan (KIP) Kabupaten Pidie Jaya dilaporkan ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) oleh Ruli Riski, SH, atas dugaan pelanggaran kode etik berat, Jumat (15/11). 

Laporan yang teregistrasi dengan nomor 636/04-15/SET-02/XI/2024 ini menyoroti keputusan KIP Pidie Jaya yang nekat kembali merekrut anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) meski mereka sebelumnya terbukti melanggar administrasi Pemilu secara sah dan meyakinkan.

Ruli Riski, SH, menyebut keputusan KIP sebagai bentuk tindakan pengkhianatan terhadap integritas Pemilu. "Ini bukan sekadar kesalahan administrasi, tapi penghinaan terhadap demokrasi. Mereka tahu itu salah, tapi tetap dilakoni," tegas Ruli. Ia menilai tindakan ini sebagai bukti ketidakpedulian KIP terhadap etika dan kepercayaan publik.

Dalam laporannya, Ruli Riski, SH, meminta DKPP untuk segera menyidangkan perkara ini. Ia menegaskan, langkah hukum ini penting untuk membongkar borok di tubuh KIP Pidie Jaya. 

"DKPP harus bertindak, jangan ada kompromi. Lembaga ini sudah terlalu jauh main kotor," ujarnya dengan nada tegas.

Tak berhenti di situ, Ruli Riski, SH, secara tegas menuntut DKPP menjatuhkan sanksi paling berat. Ia mendesak agar seluruh Komisioner KIP Pidie Jaya dipecat secara permanen. 

"Orang-orang ini tidak layak duduk di kursi KIP. Mereka harus dicabut sampai ke akar, sebelum mereka merusak lebih dalam lagi," serunya lantang.

Publik menanti, apakah DKPP akan bergerak cepat dan tegas dalam menangani laporan Ruli Riski, SH. Kasus ini menjadi ujian besar bagi DKPP dalam menjaga kredibilitas penyelenggaraan Pemilu,"  tambah Ruli. 

Selain melaporkan KIP Pidie Jaya, pihaknya dalam waktu dekat juga akan melaporkan Panwaslih Pidie Jaya ke DKPP. 

"Senin depan kita juga akan melaporkan Panwaslih Pidie Jaya (Pilkada) yang diduga berpihak kepada salah satu pasangan calon," sebut Ruli didampingi Adil Kamal Pasha SH di kantor DKPP. 

Ruli Riski, SH, berharap kasus ini menjadi pelajaran bahwa demokrasi tidak boleh diinjak-injak oleh penyelenggara yang culas. "Kita tidak butuh dalih atau alasan. Hukum harus ditegakkan, dan biang kerok harus disingkirkan. Titik," pungkasnya. (**)