29 Maret 2024
Ekbis

Harga Daging Meugang Idul Fitri di Pidie Jaya Capai Rp200 Ribu

LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Harga daging meugang hari raya Idul Fitri 1443 Hijriah, Minggu (1/5/2022) di sejumlah Pasar Pidie Jaya capai Rp 200.000,- per kilogram. Harga ini sedikit mengalami kenaikan dari Idul Fitri tahun lalu yang berkisar Rp 160 ribu - Rp 180 ribu per kilogram.

Namun harga tersebut bukan harga mati, harga daging yang diperdagangkan di pasar yang menyediakan daging bervariasi, mulai Rp 170.000 sampai Rp 200.000 per kilogram.

Beberapa pedagang daging di Pidie Jaya kepada media liputangampongnews.id, Minggu (02/05/2022) mengakui, harga daging meugang bervariasi itu lantaran melihat kondisi daging yang dijual dan kemampuan dari si pembeli.

Munir, seorang padagang daging meugang di pasar Kota Meureudu yang ditanyai media ini mengungkapkan, sejauh pengetahuannya tidak ada penetapan resmi harga daging meugang. Sehingga dalam menjual dagangannya daging meugang, mereka akan melihat calon pembeli.

"Iya, lebih kita lihat kemampuan orang yang membelinya. Misalnya, harga yang kita buka Rp 200 ribu, tapi kemampuan orang itu hanya Rp 170 ribu, kita kasih juga. Tergantung," sebutnya.

Hal yang sama juga diakui pedagang lainnya, jika daging kualitas terbaik itu bisa mencapai harga Rp 200 ribu per Kg. Namun, jika dagingnya agak pucat, bisa harga Rp 170 ribu per Kg,” kata Basri salah seorang pedagang daging meugang di pasar Trienggadeng.

Pantauan liputangampongnews.id, kondisi empat pasar yang menjual daging meugang di Pidie Jaya, sangat ramai dan padat dikunjungi warga untuk membeli daging meugang. Sejumlah pedagang memiliki konsumen tersendiri. Sekitar 200 lebih sapi dan kerbau yang disembelih pada hari meugang ini di Pidie  Jaya.

Para pembeli saat datang ke pasar daging meugang tidak langsung membeli meskipun sudah mendapatkan tawaran yang bagus. Namun berkeliling dulu mencari lapak yang menyediakan daging dengan kualitas dan harga yang sesuai.

"Kami tidak langsung membeli daging setibanya di pasar, tapi kami keliling dulu mencari lapak yang penjualnya kami kenal sekaligus membeli kebutuhan lainnya," kata Mukhsin Al Bawah yang datang bersama istrinya di Kota Meureudu. (**)