Toet Apam Massal di Gampong Sukon Baroh Teupin Raya, Mahfuddin Ismail Hadir Bersama Sejumlah Anggota Dewan
LIPUTANGAMPONGNEWS.ID - Masyarakat Gampong Sukon Baroh Teupin Raya, Kecamatan Glumpang Tiga, Pidie, melaksanakan tradisi Toet apam massal, Rabu (31/01/2024) bertempat di meunasah gampong setempat.
Peninggalan endatu secara turun temurun ini dilaksanakan setiap tahun memasuki bulan Ra’jab, karena setiap bulan Ra’jab, khususnya di Pidie, Toet Apam sudah menjadi tradisi.
Apam adalah penganan dibuat dari tepung beras dicampur santan dengan cara dimasak (di gongseng) dalam gerabah khusus, dan proses memasak Apam dengan menggongseng ini dinamakan Toet Apam.
Dan merupakan salah satu penganan khas Pidie yang disajikan dengan kuah santan, yang sudah ada sejak zaman dahulu (Budaya Peninggalan Endatu/Moyang).
Ketua DPRK Pidie, Mahfuddin Ismail, S.Pd.I., M.A.P., di sela-sela kegiatan ini mengatakan, antusiasnya warga kampung halamannya dalam melaksanakan tradisi Toet Apam.
"Warga berbondong bondong hadir ke meunasah Sukon Baroh dalam rangka memuliakan bulan Ra’jab, yaitu melakukan Toet Apam. Budaya Toet Apam ini sudah menjadi tradisi turun menurun masyarakat kami di Pidie, "kata Bang Mahfud, panggilan akrabnya.
Ada satu keunikan di kampung kami, kata Caleg DPRA Dapil 2, Pidie dan Pidie Jaya nomor urut 8 dari PA tersebut, bahwa pelaksanaan Toet Apam di kampung halamannya itu masih memasak (Toet) Apam dengan pola lama (kampung), yaitu masih menggunakan ôn ‘ue thô atau disebut juga Ubeu (daun kelapa kering).
"So pasti, masakannya terasa lebih enak bila menggunakan daun kelapa kering dibandingkan kompor ataupun alat memasak lainnya, walau pastinya yang memasak sedikit kerepotan", ujar Bang Mahfud.
Namun cara-cara begini tetap dipertahankan, karena memang memasak dengan api menggunakan daun kelapa kering, masakannya terasa lebih enak dan gurih, imbuhnya.
Kekompakan masyarakat atas niat dan berinisiatif untuk bersama-sama menggelar tradisi Tôet Apam di meunasah patut dikagumi. Betapa tidak, ini dilakukan semata untuk menjaga tradisi masyarakat Aceh tempo dulu (budaya peninggalan endatu), khususnya di Pidie, yang sudah menjadi tradisi turun-temurun.
Dikatakan juga oleh Bang Mahfud, semangat dari kegiatan ini adalah, selain untuk mempererat tali silaturrahmi antar sesama warga, tentunya dalam menjaga kekompakan, mengajar kita untuk berbagi dan bersedekah, juga sebagai bentuk dalam menjaga kelestarian budaya endatu.
"Supaya generasi muda-mudi kita sekarang ini tahu bahwa tradisi Teôt Apam itu adalah tradisi para pendahulu kita,” ujarnya.
Adapun tamu yang diundang khusus pada khanduri apam, untuk mencicipi penganan khas Pidie ini, terlihat sejumlah anggota DPRK Pidie dari Lintas Fraksi, Camat Glumpang Tiga, Tgk. Furqan Hamid, S.E.
Kemudian dari unsur PNPM Kabupaten dan Kecamatan. Terlihat juga masyarakat perantauan yang khusus pulang, ada dari Banda Aceh, maupun dari daerah lainnya, hanya untuk mencicipi Apam dari kampung halaman mereka.(As)