LIPUTANGAMPONGNEWS. ID - Anggota Badan Advokasi Indonesia, Dewan Pimpinan Pusat Razali atau yang akrab disapa Nyakli Maop, bersama dengan awak media Kompas TV Aceh dan mantan kombatan GAM, Sagoe Meuh IJOE, melakukan investigasi terkait dana bantuan untuk masyarakat korban konflik, Rabu (1/5). 

Dari hasil investigasi tersebut, ternyata para korban konflik belum menerima bantuan apapun dari pemerintah pusat, padahal dana yang dikucurkan cukup besar.

"Hasil investigasi kami menemukan bahwa para korban konflik belum menerima bantuan apapun dari pemerintah pusat. Beberapa kelompok tani tambak yang disebut menerima bantuan, setelah kami telusuri, tidak ada yang menerima bantuan dari Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh (BRA), seperti yang diwartakan oleh media. Bahkan, ada kelompok dengan nama yang sama seperti yang dilaporkan, namun mereka juga tidak menerima bantuan dari BRA, padahal dana yang dialokasikan sangat besar, hampir mencapai 2 miliar, seperti yang dialokasikan untuk Kelompok Makmur Beusare Desa Bagok," ujar Nyakli Maop.

Keluarga korban konflik mendesak pemerintah pusat dan pihak terkait untuk segera menyelesaikan masalah ini. "Pemerintah telah mengalokasikan dana yang besar, jika dana tersebut benar-benar diterima oleh masyarakat korban konflik, mereka akan dapat hidup lebih layak, tidak seperti kondisi sekarang di mana banyak korban konflik hidup di bawah garis kemiskinan," tambahnya.

"Keluarga korban konflik sangat berharap agar pemerintah segera menyelesaikan kasus ini, mengingat para korban konflik sangat membutuhkan bantuan tersebut," tutupnya. (**)